BAB I
SISTEM
BASIS DATA
PENGERTIAN
BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA
Basis Data adalah suatu
kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara
bersama-sama pada suatu media, tidak perlu kerangkapan data (controlled
redundancy) dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan atau
ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi
secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang
akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan,
pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria yang penting, yaitu :
- Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
- Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
- Dapat berkembang dengan mudah, baik volumenya maupun strukturnya.
- Dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sistem baru secara mudah.
- Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.
- Kerangkapan data (data redundancy) minimal
Sistem
Basis Data adalah sekumpulan basis data dengan para pemakai yang
menggunakan basis data secara bersama-sama, personel-personel yang merangcang
dan mengelola basis data, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola basis
data, serta sistem komputer untuk mendukungnya.
PENYUSUN SISTEM BASIS
DATA
Sistem basis data merupakan lingkup yang lebih luas dari basis data. Dari gambar 1 bahwa sistem basis data merupakan lingkup terbesar dalam
organisasi data. Sistem basis data mencakup semua bentuk komponen data yang ada
dalam suatu sistem. Sedangkan basis data
merupakan komponen utama yang menyusun sistem basis data.
![]() |
Gambar 1 :
Hirarki Sistem Basis Data
Keterangan :
1. Bit, adalah satu sistem angka biner yang terdiri atas dua macam nilai,
yaitu 0 dan 1. Sistem angka biner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk
komunikasi antara manusia dan mesin (komputer) yang merupakan sekumpulan
komponen elektronik dan hanya dapat membedakan dua macam keadaan saja yaitu high
and low.
2. Byte, adalah bagian terkecil yang dapat di alamatkan dalam memori. Byte
merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi
delapan bit. Satu byte digunakan untuk mengkodekan satu buah karakter dalam
memori.
3.
Field, sering juga disebut atribut/data
item/elemen adalah unit terkecil yang disebut data. Field merupakan sekumpulan
byte/karakter yang mempunyai makna.
4.
Agregat data, adalah sekelompok rinci data
yang mempunyai ciri tertentu dan diberi nama. Contoh : data bernama tanggal terdiri
atas field hari, bulan dan tahun.
5. Record, disebut juga tuple atau rekaman, merupakan sekumpulan field
yang saling berhubungan.
6.
File, adalah sekumpulan record. Dalam satu
file masing-masing record mempunyai jumlah field yang sama.
7.
Basis data, disebut pula sebagai koleksi data
atau pustaka data adalah sekumpulan dari bermacam-macam file.
8.
Sistem
Basis Data, adalah merupakan
sistem yang bertugas memanajemen record-record menggunakan komputer dan
untuk menyimpan maupun mengambil kembali informasi-informasi yang diperlukan
oleh pemakai. Selain itu Sistem Basis Data juga
bisa diartikan sebagai
gabungan antara dua unsur, yaitu basis data dan sistem manajemen basis data.
BAB II
SYARAT PENYUSUN DATABASE
Penyusun database digunakan untuk
mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu :
1. Redundansi dan Inkonsistensi Data
Redundansi
data adalah duplikasi data dalam beberapa file data sehingga data yang sama di
simpan di dalam lebih dari 1 lokasi. Redundansi data terjadi ketika kelompok
yang berbeda dalam organisasi mendapatkan data yang sama secara independen dan
menyimpannya secara independen juga. Redundansi data menghabiskan tempat
penyimpanan data dan juga menimbulkan inkonsisten data, dalam arti atribut yang
sama mungkin mempunyai nilai berbeda. Redundansi mengakibatkan data tidak
konsisten. Penyimpanan dibeberapa tempat untuk data yang sama ini disebut
sebagai redundansi dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan
juga biaya untuk akses lebih tinggi.
2. Kesulitan pengaksesan data
Pada suatu saat dibutuhkan untuk mencetak data mahasiswa
yang berada padahal belum tersedia program yang telah ditulis untuk mengeluarkan data tersebut. Maka kesulitan
akan timbul, dan penyelesaian ke arah itu adalah DBMS yang mampu mengambil data
secara langsung dengan bahasa yang familiar dan mudah digunakan (user
frindly).
3. Isolasi data untuk strandarisasi
Jika data
tersebar dalam beberapa file / table dalam bentuk format yang tidak
sama, maka ini akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil
dan menyimpan data. Maka haruslah data dalam satu basis data dibuat satu
format, sehingga mudah dibuat program aplikasinya.
4.
Multiple User (Banyak
Pemakai)
Dalam
rangka mempercepat semua daya guna sistem dan mendapat response waktu yang
cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak pemakai untuk meng “update“ data
secara simultan. Salah satu alasan mengapa basis data dibangun karena nantinya
data tersebut digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama atau berbeda,
diakses oleh program yang sama tapi berbeda orang dan waktu.
5. Masalah
keamanan (security)
Tidak
semua pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses semua data. Misalkan
data mengenai gaji seorang karyawa hanya boleh dibuka oleh bagian keuangan dan
personalia, tidak diperkenankan bagian gudang membaca dan mengubahnya.
6.
Masalah integritas (kesatuan)
Basis data berisi file / table yang saling
terkait, masalah utama adalah bagaimana kaitan antar table itu terjadi.
Meskipun kita mengetahui table A berkaitan dengan table B, namun
secara teknis ada field / atribut kunci yang mengaitkan / merelasikan table
tersebut.
7.
Masalah data independence (kebebasan data)
Paket bahasa yang diciptakan oleh DBMS, perubahan pada
struktur file / table, setiap kali kita hendak melihat data cukup dengan
utility list, menambah data dengan Append (misal untuk DBMS
Clipper atau Foxpro), merubah struktur table dengan Design Table,
melakukan penelurusan data dengan query (misal untuk Access, Sql Server,
MySql atau Oracle). Ini berarti perintah-perintah dalam paket DBMS bebas
terhadap basis data. Apapun perubahan dalam basis data semua perintah akan
mengalami kestabilan tanpa mengalami perubahan.
TUJUAN BASIS DATA
Tujaun utama dalam
pengelolaan data dalam sebuah basis data adalah agar dalam menemukan kembali
data/ mengakses data dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Dengan tujuan
tersebut terdapat beberapa manfaat dalam penggunaan basis data.
Pemanfaatan Basis
Data dalam pengelolaan data antara lain :
·
Kecepatan dan kemudahan :
Pemanfaatan
basis data memungkinkan
untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data
atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.
·
Efisiensi Ruang Penyimpanan:
Penggunaan
ruang penyimpanan di dalam basis
data dilakukan untuk mengurangi jumlah redundansi
(pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau
dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file)
antar kelompok data yang saling berhubungan.
·
Keakuratan
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data
bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data
dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan
ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data.
·
Ketersediaan
Pertumbuhan
data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin
membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan
tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara
penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan.
·
Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang
dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap
waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan.
Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka
tidak hanya menambah record-record
data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data.
·
Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat
menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi
apa saja yang boleh dilakukan.
·
Kebersamaan pemakai
Pemakai basis data sering kali
tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi
saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan
multiuser, akan
dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap
munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama
diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan).
Keuntungan
Sistem Basis Data
Keuntungan-keuntungan
yang dapat diperoleh dari penerapan sistem basis data
pada
suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Mengurangi redudansi data
Data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan
sekali saja.
2.
Integritas Data
Dimana data terismpan secara akurat karena tidak adanya
redudansi data.
3.
Menghindari inkonsisten data
Sebagai akibat tidak adanya data yang redundansi data,
sehingga tidak terjadi inkonsisten data, karena data yang akan diupdate cukup
dilakukan sekaligus saja.
4.
Penggunaan data bersama
Data yang sama dapat diakses atau dimanfaatkan oleh
beberapa user pada saat yang bersamaan.
5.
Standarisasi data
Akibat tidak adanya redundansi, inkonsisten, dan
integritas data, maka akan terciptanya adanya standarisasi data.
6.
Jaminan Keamanan Data (Security Data)
Data yang tersimpan hanya dapat diakses oleh yang
mempunyai otoritas terhadap data tersebut.
Kerugian Sistem Basis Data / Masalah Pengolahan data
· Volume
data yang senantiasa bertambah
–
Kebutuhan data dalam memori meningkat
–
Kecepatan pelacakan data menurun
–
Organisasi dan
pemutakhiran data lebih rumit
–
Keamanan data lebih rawan
· Duplikasi
Data
- Pemborosan
memori
- Pemutakhiran
data lebih rumit
- Keterkaitan
antar data tidak jelas
·
Format & struktur
data yang tidak baku
- Integrasi data
lebih sulit
- Lebih
menghabiskan waktu dan biaya untuk konversi data
- Data tidak
kompatibel
- Pemutakhiran
dan validasi lebih rumit.
· Keamanan
data yang tak layak
–
resiko kerusakan dan kehilangan data
–
Resiko penyadapan, penyalinan dan manipulasi
data.
–
Kemungkinan serangan virus.
·
Teknologi manajemen data
yang tidak memadai
–
nilai pemanfaatan rendah
–
keamanan data menjadi rawan
–
kinerja sistem informasi menurun.
BAB III
KOMPONEN SISTEM BASIS
DATA
1. Perangkat Keras
Perangkat keras dapat bekerja
berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang juga disebut
dengan dengan istilah instruction set. Dengan adanya perintah yang dapat
dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut dapat melakukan
berbagai kegiatan yang telah ditentukan oleh pemberi perintah.
Secara fisik, Komputer terdiri dari
beberapa komponen yang merupakan suatu sistem. Sistem adalah komponen-komponen
yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Apabila salah satu komponen
tidak berfungsi, akan mengakibatkan tidak berfungsinya proses-proses yang ada
komputer dengan baik. Komponen komputer ini termasuk dalam kategori elemen
perangkat keras (hardware). Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer
dibagi menjadi :
1. Input divice (unit masukan)
2. Process device (unit Pemrosesan)
3. Output device (unit keluaran)
4. Backing Storage ( unit penyimpanan)
5. Periferal ( unit tambahan)
Komponen dasar pada komputer terdiri
dari input, process, output dan storage. Input device terdiri dari keyboard dan
mouse, Process device adalah microprocessor (ALU, Internal Communication,
Registers dan control section), Output device terdiri dari monitor dan printer,
Storage external memory terdiri dari harddisk, Floppy drive, CD ROM, Magnetic
tape. Storage internal memory terdiri dari RAM dan ROM. Sedangkan komponen
Periferal Device merupakan komponen tambahan atau sebagai komponen yang belum
ada atau tidak ada sebelumnya. Komponen Periferal ini contohnya : TV Tuner
Card, Modem, Capture Card.
2.
Perangkat Lunak
Perangkat
lunak adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer,
data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau
instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau perangkat lunak inilah
suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah
Software atau
perangkat lunak komputer berdasarkan distribusinya dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu software berbayar, software gratis atau free ( Freeware, free
software, shareware, adware) .
Software berbayar merupakan
perangkat lunak yang didistribusikan untuk tujuan komersil, setiap pengguna
yang ingin menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara membeli
atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya. pengguna yang menggunakan
software berbayar umumnya tidak diijinkan untuk menyebarluaskan software tersebut
secara bebas tanpa ijin ada penerbitnya. contoh software berbayar ini misalnya
adalah sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photo shop, dan lain-lain.
Freeware atau
perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak komputer berhak cipta yang gratis
digunakan tanpa batasan waktu, berbeda dari shareware yang mewajibkan
penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau
untuk memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis seringkali
membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan kepada komunitas”, namun juga tetap ingin mempertahankan
hak mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya.
Freeware juga didefinisikan sebagai program apapun yang didistribusikan gratis,
tanpa biaya tambahan. Sebuah contoh utama adalah suite browser dan mail client
dan Mozilla News, juga didistribusikan di bawah GPL (Free Software).
3.
Basis data
Data merupakan fakta mengenai suatu objek seperti
manusia, benda, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat
dan mempunyai arti secara implisit. Data dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
karakter atau simbol, sehingga bila data kumpulkan dan saling berhubungan maka dikenal
dengan istilah basis data (database). Sedangkan basis data merupakan kumpulan
informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam aturan yang khusus.
Informasi ini adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan seseorang.
4.
Pemakai
Brainware Komputer adalah setiap orang yang terlibat dalam
kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem pengolahan data. Brainware juga dapat
diartikan sebagai perangkat intelektual yang mengoperasikan dan mengeksplorasi
kemampuan dari hardware komputer maupun software komputer. Tanpa adanya
brainware ini mustahil hardware dan software yang canggih sekalipun dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan tingkat pemanfaatannya, brainware
komputer dibagi dalam 4 tingkatan :
a.
System Analyst
System Analyst
adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem
yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. System
Analyst juga memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan
sistem.
Seorang system analyst harus memiliki
setidaknya empat keahlian : analisis, teknis, manajerial, dan interpersonal
(berkomunikasi dengan orang lain). Kemampuan analisis memungkinkan seorang
system analyst untuk memahami perilaku organisasi beserta fungsi-fungsinya,
pemahaman tersebut akan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan terbaik
serta menganalisis penyelesaian permasalahan. Keahlian teknis akan membantu
seorang system analyst untuk memahami potensi dan keterbatasan dari teknologi
informasi. Dan seorang system analyst harus mampu untuk bekerja dengan berbagai
jenis bahasa pemrograman, sistem operasi, serta perangkat keras yang digunakan.
Keahlian manajerial akan membantu seorang system analyst untuk mengelola
proyek, sumber daya, risiko, dan perubahan. Keahlian interpersonal akan
membantu system analyst dalam berinteraksi dengan pengguna akhir sebagaimana
halnya dengan programer, administrator dan profesi sistem lainnya.
b. Programmer
Programmer adalah seseorang
yang mempunyai kemampuan menguasai salah satu atau banyak bahasa pemrograman
seperti bahasa C, Pascal, Java, dll. Programmer juga bisa dikatakan sebagai
pembuat dan petugas yang mempersiapkan program yang dibutuhkan pada sistem
komputerisasi yang akan dirancang.
c. Administrator
Administrator adalah seseorang
yang bertugas mengelola suatu sistem operasi dan program-program yang berjalan
pada sebuah sistem komputer atau jaringan komputer.
d. Operator
Operator adalah pengguna
biasa yang hanya memanfaatkan sistem komputer yang sudah ada atau istilahnya
hanya menggunakan apilkasi-aplikasi tertentu.
4 tingkatan di atas merupakan brainware/pengguna umum dari sebuah sistem komputer. Sebenarnya dalam bidang IT masih banyak brainware-brainware komputer lainnya.
4 tingkatan di atas merupakan brainware/pengguna umum dari sebuah sistem komputer. Sebenarnya dalam bidang IT masih banyak brainware-brainware komputer lainnya.
5.
Sistem Operasi
Sistem operasi adalah perangkat
lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan
manajemen perangkat keras serta
operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan perangkat lunak aplikasi
seperti program-program pengolah kata dan peramban web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah
perangkat lunak pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat
komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah
Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum
untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk,
manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing
software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena
dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan
tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan "kernel"
suatu Sistem Operasi
Kalau sistem komputer terbagi dalam
lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah penghubung antara lapisan
hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi
melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin
aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar.
Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori,
melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada
sistem berkas. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem
Operasi mengatur schedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua
proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor
(CPU) serta tidak saling mengganggu.
Dalam banyak kasus, Sistem Operasi
menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat
memanggil fungsi-fungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru,
tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal.
Sistem Operasi secara umum terdiri
dari beberapa bagian:
3.
Command Interpreter atau shell,
yang bertugas membaca input dari pengguna
4.
Pustaka-pustaka, yaitu yang menyediakan
kumpulan fungsi dasar dan standar yang dapat dipanggil oleh aplikasi lain.
5.
Driver untuk berinteraksi dengan hardware
eksternal, sekaligus untuk mengontrol.
Sebagian Sistem Operasi hanya
mengizinkan satu aplikasi saja yang berjalan pada satu waktu (misalnya DOS),
tetapi sebagian besar Sistem Operasi baru mengizinkan beberapa aplikasi
berjalan secara simultan pada waktu yang bersamaan. Sistem Operasi seperti ini
disebut sebagai Multi-tasking Operating System (misalnya keluarga sistem
operasi UNIX). Beberapa Sistem Operasi berukuran sangat besar dan kompleks,
serta inputnya tergantung kepada input pengguna, sedangkan Sistem Operasi
lainnya sangat kecil dan dibuat dengan asumsi bekerja tanpa intervensi manusia
sama sekali. Tipe yang pertama sering disebut sebagai Desktop OS,
sedangkan tipe kedua adalah Real-Time OS, contohnya adalah Windows, Linux, Free
BSD, Solaris, palm, symbian, dan sebagainya.
BAB IV
ABSTRAKSI
DATA
DBMS adalah
merupakan kumpulan dari beberapa data dan program yang saling berhubungan dan
memungkinkan user untuk mengakses dan memodifikasi data.
Tujuan utama dari
sistem basis data adalah menyediakan tinjauan abstraks mengenai data kepada
user.

Terdapat beberapa
tingkatan abstraksi data dalam memandang suatu basis data:
1.
Level Phisik.
2.
Level Konseptual.
3.
Level Padangan Pemakai ( View )
1.
Level Phisik
Level abstraksi paling rendah, menggambarkan bagaimana (how)
data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Level ini tentu paling kompleks,
struktur data level terendah digambarkan pada level ini. Level ini digunakan
oleh programmer, yang digunakan untuk melakukan pemrograman dengan mengunakan
database dan DBMS tertentu sesuai dengan kebutuhan daripada end-user.
2. Level
Konseptual
Level abstraksi data level lebih tinggi yang
menggambarkan data apa (what) yang disimpan dalam basis data, dan
hubungan relasi yang terjadi antar data. Level ini menggambarkan keseluruhan
basis data. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam struktur level phisik
lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan keterangan secukupnya.
Level ini digunakan oleh database administrator, yang memutuskan informasi
apa yang akan dipelihara dalam satu database.
3.
Level Pandangan Pemakai (View Level)
Level abstraksi tertinggi yang mengambarkan hanya satu
bagian dari keseluruhan database. Bila pada level konseptual data merupakan
suatu kumpulan besar dan kompleks, pada level ini hanya sebagian saja yang
dilihat dan dipakai. Hal ini disebabkan beberapa pemakai database tidak
membutuhkan semua isi database. Level ini sangat dekat dengan pemakai (user),
dan setiap user kemungkinan hanya membutuhkan sebagian dari database. Ada
beberapa kelompok user dengan pandangan berbeda butuh data dalam database,
jadi pada level ini yang memakai adalah pemakai akhir atau end-user. Misalkan
pemakai akhir pada bagian keuangan hanya memakai data untuk file / table pembayaran,
mahasiswa dan karyawan, tetapi tidak membutuhkan file / table buku dan nilai.
Demi kemudahan interaksi antara pemakai dengan sistem, maka view level ini didefinisikan.
Jadi ada beberapa pandangan disusun untuk mengakses satu system database yang
sama.
DBA ( Data Base
Administrator )
Yaitu orang /
sekelompok orang yang bertanggung jawab pada seluruh
pengontrolan database
Syarat DBA
- Berkeahlian teknik
- Berkeahlian tentang enterprise
Tanggung Jawab DBA
- Menetapkan isi database
- Menetapkan struktur data pada penyimpanan sekunder dan metode akses
- Melayani kebutuhan pengguna
- Pengecekan kewenangan penggunaan database
- Menetapkan strategi backup dan recovery
- Memonitor unjuk kerja dan melayani kebutuhan akan perubahan-perubahan kepentingan.
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya DBA mempunyai
beberapa program bantu diantaranya :
1.
CREATE ROUTINE
Untuk membuat data
base baru
2.
REORGANIZATION ROUTINE
Untuk menyusun
kembali database dari data-data yang sudah usang/tidak dipergunakan lagi
3.
JOURNALIZING ROUTINE
Untuk mencatat semua
operasi yang telah dikerjakan, siapa penggunanya.
4.
RECOVERY ROUTINE
Memperbaiki kerusakan
data base pada posisi sebelum kerusakan
5.
STATISTICAL ANALISYS ROUTINE
Untuk memonitor
hasil-hasil database.
BAB V
MANIPULASI DATA
Merupakan suatu
cara untuk menyediakan data-data bagi para pemakai atau informasi bagi pembuat
keputusan.
Relational
Algebra : bagaimana suatu relasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan data
Operasi Yang
Dilakukan Pada Relational Algebra
1.
PROYEKSI
Untuk menciptakan suatu relasi baru dengan menyeleksi atribut – atribut
dari suatu relasi.
MAHASISWA
NIM
|
NAMA
|
TGL-LAHIR
|
JURUSAN
|
9901
|
BUDIMAN
|
09-09-87
|
TI
|
0002
|
MILANI
|
18-09-82
|
MI
|
0033
|
RIVA
|
17-03-78
|
TI
|
0034
|
TATA
|
03-05-88
|
TI
|
Dari relasi mahasiswa dilakukan operasi proyeksi terhadap
NIM, NAMA dan JURUSAN maka hasil dari operasi ini adalah sebagai berikut.
Mahasiswa-jurusan
NIM
|
NAMA
|
JURUSAN
|
9901
|
BUDIMAN
|
TI
|
0002
|
MILANI
|
MI
|
0033
|
RIVA
|
TI
|
0034
|
TATA
|
TI
|
2. OPERASI SELEKSI
Untuk menciptakan
relasi baru dengan menyeleksi record – record dari suatu relasi.
MAHASISWA
NIM
|
NAMA
|
TGL-LAHIR
|
JURUSAN
|
9901
|
BUDIMAN
|
09-09-87
|
TI
|
0002
|
MILANI
|
18-09-82
|
MI
|
0033
|
RIVA
|
17-03-78
|
TI
|
0034
|
TATA
|
03-05-88
|
TI
|
Jika kita
ingin memperoleh informasi tentang data mahasiswa dari nim, nama dan jurusannya
adalah TI dari relasi mahasiswa. Relasi mahasiswa yang diseleksi berdasarkan
Jurusan = TI hasilnya sebagai berikut :
Mahasiswa (nim, nama,
jur)
NIM
|
NAMA
|
JURUSAN
|
9901
|
BUDIMAN
|
TI
|
0033
|
RIVA
|
TI
|
0034
|
TATA
|
TI
|
3. OPERASI
PENYERTAAN (JOIN)
Penggabungan
tabel dilakukan jika antara tabel – table yang akan digabungkan mempunyai kolom nilai atribut yang sama sebagai dasar penggabungan.
Penggabungan Secara horizontal.
Mahasiswa
NIM
|
NAMA
|
JUR
|
9901
|
BUDIMAN
|
TI
|
0002
|
MILANI
|
MI
|
0033
|
RIVA
|
TI
|
0034
|
TATA
|
TI
|
Matakuliah
NIM
|
NAMAMK
|
SKS
|
9901
|
Bhs C
|
3
|
0002
|
Agama
|
2
|
0033
|
Agama
|
2
|
0034
|
Bhs VB
|
3
|
Hasil dari gabungan
MAHASISWA.NIM
|
MAHASISWA. NAMA
|
MAHASISWA.JUR
|
MATAKULIAH.NIM
|
MATAKULIAH.NAMAMK
|
MATAKULIAH.SKS
|
9901
|
BUDIMAN
|
TI
|
9901
|
Bhs C
|
3
|
0002
|
MILANI
|
MI
|
0002
|
Agama
|
2
|
0033
|
RIVA
|
TI
|
0033
|
Agama
|
2
|
0034
|
TATA
|
TI
|
0034
|
Bhs VB
|
3
|
4. OPERASI PENGGABUNGAN
Untuk menciptakan relasi baru dengan mengkombinasikan secara vertikal
record – record dari dua relasi.
JABATAN
NIP
|
JABATAN
|
1021
|
ANALIS
|
1022
|
KONSULTAN
|
1023
|
PROGRAMER
|
PENGALAMAN
NIP
|
JABATAN
|
1021
|
KONSULTAN
|
1022
|
PROGRAMER
|
1023
|
PROGRAMER
|
Hasil Dari
Penggabungan
PENGALAMAN JABATAN
NIP
|
JABATAN
|
1021
|
ANALIS
|
1021
|
KONSULTAN
|
1022
|
KONSULTAN
|
1022
|
PROGRAMER
|
1023
|
PROGRAMER
|
5. INTERSEKSI
Untuk menciptakan relasi baru dengan memuat record – record yang ada dalam
kedua relasi.
STAF
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1021
|
ITA
|
KEUANGAN
|
1022
|
ATI
|
PEMASARAN
|
1023
|
NIA
|
KEUANGAN
|
MANAJEMEN
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1021
|
ITA
|
KEUANGAN
|
1022
|
ATI
|
PEMASARAN
|
1024
|
SASA
|
KEUANGAN
|
1025
|
SINTA
|
PEMASARAN
|
Hasil Dari Operasi
Interseksi
SUPERVISOR PERCOBAAN
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1021
|
ITA
|
KEUANGAN
|
1022
|
ATI
|
PEMASARAN
|
6. DIFFERENSI
Untuk
menciptakan relasi baru yang memuat record – record yang ada dalam suatu relasi
tapi tidak ada dalam relasi yang lain.
STAF
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1021
|
ITA
|
KEUANGAN
|
1022
|
ATI
|
PEMASARAN
|
1023
|
NIA
|
KEUANGAN
|
MANAJEMEN
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1021
|
ITA
|
KEUANGAN
|
1022
|
ATI
|
PEMASARAN
|
1024
|
SASA
|
KEUANGAN
|
1025
|
SINTA
|
PEMASARAN
|
Hasil Dari Operasi
Differensi
Operasi direfferensi
staf terhadap manajemen
NON SUPERVISOR
NIP
|
NAMA
|
DEPARTEMEN
|
1023
|
NIA
|
KEUANGAN
|
7. DIVISI
Untuk
menciptakan relasi baru dengan menyeleksi record – record dari suatu relasi
yang didasarkan pada nilai atribut yang sama dalam memisahkan relasi.
KEAHLIAN
NIP
|
KEAHLIAN
|
1021
|
ANALIS
|
1022
|
KONSULTAN
|
1021
|
PROGRAMER
|
KEPAKARAN
PAKAR
|
ANALIS
|
PROGRAMER
|
Ahli Sesuai Kepakaran
NIP
|
1021
|
BAB VI
RELATIONAL DATABASE


A. Karakteristik-karakteristik dalam Relasi
1. Semua entry/elemen data pada suatu baris dan kolom tertentu harus mempunyai
nilai tunggal (single value), atau suatu nilai yang tidak dapat dibagi
lagi (atomic value).
2. Semua entry/elemen data pada suatu kolom tertentu dalam relasi yang sama
harus mempunyai jenis yang sama.
3. Masing-masing kolom dalam suatu relasi mempunyai suatu nama yang unik
(meskipun kolom-kolom dalam relasi yang berbeda diijinkan mempunyai nama yang
sama).
4. Pada suatu relasi/tabel yang sama tidak ada dua baris yang identik.
5. Urutan baris bebas.
6. Urutan kolom bebas.
B. Terminologi Model Data Relasional
Record : Sebuah baris
dalam suatu relasi. Istilah record adalah sinonim dengan
tuple.
Cardinality : Banyaknya tuple atau record dalam
sebuah relasi.
Atribut : Suatu kolom
dalam sebuah relasi.
Domain : Batasan-batasan
nilai dalam atribut dan tipe datanya.
Derajat/Degree : Banyaknya
atribut/kolom dalamsebuah relasi.
Candidate Key : Atribut yang unik
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi /
membedakan
suatu record.
Primary Key :
Salah satu dari candidate key yang dipilih dan dipakai untuk
mengidentifikasi /
membedakan suatu record.
Alternate
Key : Bagian dari candidate key selain Primary Key atau Candidate
Key yang tidak
dipilih sebagai Primary Key.
Foreign Key :
Satu atribut yang bertamu ke relasi yang lain berkaitan dengan
hubungan dengan tabel yang lain.
Unary Relation : Suatu relasi yang hanya mempunyai satu
atribut / kolom
Binary
Relation : Suatu relasi yang hanya mempunyai dua atribut
/ kolom
Ternary Relation: Suatu relasi yang
hanya mempunyai tiga atribut / kolom
C. Komponen-komponen Tabel Relasional
1. Intension.
Intension terdiri dari 2 bagian, yaitu struktur penamaan (naming structre) dan
batasan integritas ( integrity constraint). Struktur penamaan
menunjukkan nama tabel dan nama-nama atribut yang ada, lengkap dengan
domainnya. Sedangkan batasan integritas dipengaruhi oleh referential integritas
(integritas referensial) yang
meliputi key constraint dan referensial constraint . Key
constraint tidak mengijinkan adanya nilai null pada atribut yang digunakan
sebagai Primary Key. Sedangkan Referensial Constraint memberikan aturan bahwa
nilai-nilai dalam atribut kunci yang digunakan untuk mengembangkan /
menghubungkan ke tabel yang lain tidak diijinkan memiliki nilai null.
2. Extension.
Menunjukkan isi dari tabel ( nilai-nilai dari atribut yang ada dalam tabel)
pada suatu waktu. Ektension suatu tabel relational cenderung untuk berubah dari
waktu ke waktu.
D. Aturan-aturan
Untuk Primary Key
Dasar
penentuan PK adalah bahwa nilai-nilai rinci data dari atribut yang digunakan
sebagai PK haruslah uniq. Aturan lain untuk PK :
- Integritas Entity, yaitu bahwa nilai atribut yang dipilih sebagai PK tidak boleh null untuk setiap record dalam yang ada dalam relasi. Dalam hal ini ada 2 pengertian yaitu Null untuk data string ( blank), Null untuk data numerik ( nol ).
- Integritas Referensial, berhubungan dengan 2 / lebih tabel/relasi dalam suatu basis data yang menggunakan PK yang sama.
BAB VII
MODEL DATA
l Model data adalah sebagai kumpulan perangkat konseptual untuk memaparkan
data, hubungan(relasi) antar data, semantika (makna logika) data dan
kendala-kendala data.
l Merupakan suatu cara untuk menjelaskan bagaimana user dapat melihat data
secara logik
Model data
dikelompokan menjadi :
- Model logik berbasis objek/model data berorientasi objek.
- Model logik berbasis record/model data berorientasi record.
- Model data fisikal (tidak dibahas).
1. Model
data berorientasi objek.
l Mendiskripsikan data pada level konseptual.
l Dicirikan oleh ketersediaan kemampuan strukturisasi yang fleksibel dan
memungkinkan spesifikasi kendala/batasan secara eksplisit.
l Merupakan himpunan data dan prosedur / relasi yang menjelaskan hubungan
logik antar data dalam suatu basis data berdasarkan objek datanya.
Model Data ini dibedakan menjadi 2 :
a. Entity
Relationship Model ( E_R Model)
b. Semantic
Model
a. Entity Relationship Model
Merupakan suatu model yang menjelaskan hubungan antara data dalam basisdata
berdasarkan suatu persepsi bahwa realword (dunia nyata) terdiri atas
obyek – obyek dasar yang mempunyai hubungan / relasi antar obyek.
Simbol yang digunakan dalam pembuatan diagram

|
:
himpunan entitas / entity
![]() |
: relasi

: obyek dasar / atribut
Tahapan
pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD)
1. Tahap pembuatan ERD
Tujuannya untuk mendapatkan rancangan basis data minimal yang dapat
mengakomodasikan kebutuhan penyimpanan data terhadap sistem yang dibuat.
2. Tahap optimasi ERD
Tahapan ini merupakan bentuk koreksi yang terjadi, dapat berupa
pendekomposisian, penggabungan, pengubahan derajad relasi dan penambahan relasi baru hingga perubahan atribut untuk
masing – masing entitas dan relasi.
KARDINALITAS RELASI
Menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada
himpunan entitas yang lain.
Khusus untuk relasi biner, antara lain :
- Relasi One to one (satu ke satu)
Satu
relasi angggota gugus diasosiasikan dengan tepat satu entity anggota gugus yang
lain.
Contoh
: One to one

b. Relasi One
to many ( satu ke banyak )
Suatu entiti anggota gugus diasosiasikan dengan tepat satu atau lebih
entiti anggota gugus yang lain. Sebaliknya satu entiti anggota yang lain tersebut diasosiasikan dengan tepat
satu anggota gugus pasangannya.
Contoh :One to
many
Misal
kepemilikan mobil

c.
Relasi Many to Many ( banyak ke banyak )
Setiap entiti anggota gugus
diasosiasikan dengan satu atau
lebih entiti anggota gugus yang
lain dan berlaku sebaliknya.
Contoh :
many to many
mahasiswa
yang mengambil matakuliah

LANGKAH – LANGKAH TEKNIS DALAM PEMBUATAN ERD :
- Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.
- Menentukan atribut – atribut key (kunci) dari masing – masing himpunan entitas.
- Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas beserta foreign key( kunci tamu)
d. Menentukan kardinalitas relasi untik setiap himpunan relasi.
e. Melengkapi himpunan entitas dan
himpunan relasi dengan atribut – atribut.
Contoh : ERD mahasiswa mengambil matakuliah (khs)

b. Semantic Model
merupakan suatu relasi antar obyek dasar tidak dinyatakan dengan simbol
tetapi dengan kata – kata.

Materi lain MODEL DATA
Penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan kardinalitas
relasi dan atribut2 nya.
1. Relasi satu-ke-satu (one to one)
Setiap
dosen mengepalai satu jurusan dan setiap jurusan dikepalai satu dosen.

2. Relasi satu-ke-banyak (one to many)
Setiap dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedang setiap
mata kuliah diajar oleh satu dosen (pada suatu semester).

3. Relasi banyak-ke-banyak (many to many)
Setiap dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedang setiap
mata kuliah diajar oleh satu dosen (pada suatu semester).

![]() |
ERD untuk ketiga entity (mahasiswa, kuliah, dosen) tersebut di atas :
DERAJAT RELASI MINIMUM
Derajat relasi minimum menunjukkan hubungan minimum yang boleh terjadi dalam
sebuah relasi antar himpunan entitas. Kita ambil contoh relasi antara himpunan
entitas mahasiswa dan kuliah. Kita mengetahui bahwa seorang mahasiswa boleh
mengambil banyak mata kuliah sekaligus dan demikian juga sebaliknya, sehingga kardinalitas
relasinya adalah banyak ke banyak atau N-N). Sementara derajat minimum dalam
relasi itu dapat kita ketahui dari fakta bahwa seorang mahasiswa boleh tidak
mengambil mata kuliah satupun ( misalnya karena sedang cuti) dan bisa terjadi
sebuah mata kuliah tidak diikuti oleh seorang mahasiswa pun (karena mata kuliah
pilihan). Dengan demikian derajat relasi minimumnya sama-sama 0. Nilai 0
merupakan derajat relasi minimum yang sering terjadi. Tetapi tidak selalu
demikian, misalnya, relasi antara kuliah
dan dosen. Seorang dosen mungkin saja belum/tidak dimungkinkan untuk mengajar
satu mata kuliah satu pun (derajat relasi miminumnya 0), tetapi ada fakta bahwa
setiap mata kuliah harus sudah ditentukan dosen yang akan mengajarnya (derajat
relasi minimumnya adalah 1).
Dalam diagram E-R, derajat relasi minimum boleh pula disertakan walaupun
tidak wajib sifatnya. Notasinya disatukan dengan rerajat relasi maksimum yang
sudah umum digunakan dengan format penulisan (x,y) dimana x mewakili derajat
relasi minimum dan y mewakili derajat
relasi maksimum. Sehingga notasi diagram E-R sebagai berikut :
![]() |
Keterangan diagram E-R di atas :
- Seorang MHS dapat mempelajari banyak MK sekaligus, tapi boleh juga tidak (belum) mempelajari MK satu pun.
- Setiap MK dapat diikuti oleh banyak MHS, tapi bisa juga ada MK yang tidak (belum pernah) diikuti oleh satu pun MHS.
- Seorang DSN boleh mengajar banyak MK sekaligus, tetapi bisa juga dosen yang tidak mengajar satu pun MK.
- Setiap MK hanya boleh diajarkan oleh seorang DSN dan tidak boleh ada MK yang belum ditentukan siapa dosennya.
Diagram E_R dalam
Notasi lain
![]() |
Disamping pemakaian notasi yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam berbagai literature akan dapat dijumpai pula penggambaran Diagram E-R dengan sedikit perbedaan penggunaan notasi. Berikut adalah salah satu contoh penggambaran Diagram E-R yang sedikit berbeda dengan yang telah digunakan.
Gambar dengan notasi lain :

BAB VIII
NORMALISASI
1.
Normalisasi
merupakan metodologi lain untuk menciptakan struktur tabel dalam basis
data dengan tujuan untuk verifikasi terhdap tabel – tabel yang dihasilkan oleh
metodologi lain (misal ERD)
2. Merupakan rancangan basisdata selain
menggunakan ERD.
3. Normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memilki masalah
tertentu kedalam dua atau lebih relasi (tabel) yang tidak memiliki masalah.
Anomali adalah
proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan .
Macam anomali antara
lain :
a.
Anomali peremajaan
b.
Anomali penghapusan
c.
Anomali penyisipan
a. Anomali Peremajaan
Anomali ini terjasi
bila terdapat pengubahan pada sejumlah data yang mubazir, tetapi tidak
seluruhnya diubah.
PESANAN
PEMASOK
|
KOTA
|
BARANG
|
JUMLAH
|
Citra
|
Bandung
|
Monitor
|
10
|
Bumita
|
Bogor
|
CPU
|
23
|
Citra
|
Bandung
|
Zip drive
|
12
|
Pada tabel pesanan
jika pemasok CITRA pindah kotanya ke Bogor dan data yang akan dilakukan
perubahan adalah pada record pertama, maka akan
►
Pada tabel pesanan jika pemasok CITRA pindah
kotanya ke Bogor dan data yang akan dilakukan perubahan adalah pada record
pertama, maka akan terjadi ketidak konsistenan. Karena terdapat dua kota pada
pemasok citra.
b. Anomali penyisipan
Anomali
penyisipan terjadi jika pada saat penambahan dilakukan terdapat elemen data
yang kosong
RUANGKULIAH
MATAKULIAH
|
RUANG
|
PENGAJAR
|
PASCAL
|
Ruang Ia
|
Totok
|
MATEMATIKA
|
Ruang Ib
|
Andi
|
SISTEM
PAKAR
|
Ruang Ic
|
(blank)
|
c. Anomali Penghapusan
Anomali ini terjadi sekiranya sesuatu baris yang tidak terpakai dihapus,
maka akan mengakibatkan data yang lain hilang.
BIAYA KURSUS
NOMOR
|
KURSUS
|
BIAYA
|
11
|
BHS INGGRIS
|
75000
|
11
|
BHS JEPANG
|
60000
|
12
|
BHS JEPANG
|
60000
|
Dari tabel
biaya kursus tersebut jika dilakukan penghapusan terhadap record pada kursus
bahasa inggris maka akan terjadi kehilangan informasi tentang biaya kursus
bahasa jepang.
BENTUK NORMAL
► Proses Normalisasi : Proses untuk mengelompokkan atribut-atribut pada
tabel-tabel yang menggambarkan himpunan-himpunan dan hubungan-hubungannya satu
sama lain.
► Aturan - aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal.
► Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi – relasi dalam
basisdata dan harus dipenuhi oleh relasi tersebut pada level – level
normalisasi.
► Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi
kondisi – kondisi tertentu.
Terdapat beberapa
bentuk normal :
►
Bentuk Normal Pertama (1NF)
►
Bentuk Normal Kedua (2NF)
►
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
►
Bentuk Normal Boyce Codd (BCNF)
►
Bentuk Normal Keempat (4NF)
►
Bentuk Normal Kelima (5NF)


Sebelum ke bentuk
normal pertama, untuk mengawali ke bentuk normal pertama adalah merupakan tabel
bukan bentuk normal /belum ternormaliasi (Unnormalized Form (UNF)). UNF adalah tabel yang berisi satu atau lebih atribut yang berulang/nilai
ganda.
Contoh untuk Penyewaan Vila
VILA
APIK
|
|
Nomor Client : CR76
Nama : Johan
|
Nomor Property :
PG4
Alamat Property :
Mtr
|
Mulai sewa :
12-03-2000
Berakhir :
31-08-2001
|
Nomor Pemilik : CO40
Nama : Tina
|
Tabel UNF
NoClient
|
CName
|
NoProp
|
AlmProp
|
Mulai
|
Berakhir
|
Sewa
|
NoPem
|
NmPem
|
CR76
|
Johan
|
PG4
PG16
|
Mtr1
Mtr2
|
12-3-00
1-11-01
|
31-8-01
12-4-02
|
350
450
|
CO40
CO93
|
Tina
Toni
|
CR56
|
Alina
|
PG4
PG36
PG16
|
Mtr1
Mtr3
Mtr2
|
12-3-02
1-11-01
1-12-00
|
31-8-02
12-4-02
12-1-01
|
350
400
450
|
CO40
CO93
CO93
|
Tina
Toni
Toni
|
Tabel tersebut
merupakan bentuk UNF, pada UNF ini masih terdapat masalah –
Masalah (anomali)
seperti pada baris dan kolom masih terdapat nilai dari atribut
Yang berulang
(pengulangan nilai atribut).
Untuk
menghindarinya maka dibuatkan kedalam bentuk normal pertama (1NF)
1. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Suatu relasi
dikatakan memenuhi / berada dalam bentuk normal pertama jika dan hanya jika
setiap atribut bernilai tunggal untuk setiap baris/record.
ClientRental
NoClient
|
CName
|
NoProp
|
AlmProp
|
Mulai
|
Berakhir
|
Sewa
|
NoPem
|
NmPem
|
CR76
|
Johan
|
PG4
|
Mtr1
|
12-3-00
|
31-8-01
|
350
|
CO40
|
Tina
|
CR56
|
Alina
|
PG4
|
Mtr1
|
12-3-02
|
31-8-02
|
350
|
CO40
|
Tina
|
CR76
|
Johan
|
PG16
|
Mtr2
|
1-11-01
|
12-4-02
|
450
|
CO93
|
Toni
|
CR56
|
Alina
|
PG36
|
Mtr3
|
1-11-01
|
12-4-02
|
400
|
CO93
|
Toni
|
CR56
|
Alina
|
PG16
|
Mtr2
|
1-12-00
|
12-1-01
|
450
|
CO93
|
Toni
|
Bentuk Normal Pertama
(1NF)

Alternatif untuk 1NF
clinet
NoClient
|
CName
|
CR76
|
Johan
|
CR56
|
Alina
|
PropertyRentalOwner
NoClient
|
NoProp
|
AlmProp
|
Mulai
|
Berakhir
|
Sewa
|
NoPem
|
NmPem
|
CR76
|
PG4
|
Mtr1
|
12-3-00
|
31-8-01
|
350
|
CO40
|
Tina
|
CR56
|
PG4
|
Mtr1
|
12-3-02
|
31-8-02
|
350
|
CO40
|
Tina
|
CR76
|
PG16
|
Mtr2
|
1-11-01
|
12-4-02
|
450
|
CO93
|
Toni
|
CR56
|
PG36
|
Mtr3
|
1-11-01
|
12-4-02
|
400
|
CO93
|
Toni
|
CR56
|
PG16
|
Mtr2
|
1-12-00
|
12-1-01
|
450
|
CO93
|
Toni
|
2. Bentuk normal kedua (2NF)
Bentuk Normal kedua berdasarkan konsep dependensi fungsional penuh
Suatu relasi dikatakan memenuhi/ berada dalam bentuk normal kedua jika dan
hanya jika :
§ Memenuhi
bentuk normal pertama dan
§ Semua atribut bukan kunci tergantung sepenuhnya pada kunci utama

Bentuk Normal Kedua
clinet
NoClient
|
CName
|
CR76
|
Johan
|
CR56
|
Alina
|
Rental
NoClient
|
NoProp
|
Mulai
|
Berakhir
|
CR76
|
PG4
|
12-3-00
|
31-8-01
|
CR56
|
PG4
|
12-3-02
|
31-8-02
|
CR76
|
PG16
|
1-11-01
|
12-4-02
|
CR56
|
PG36
|
1-11-01
|
12-4-02
|
CR56
|
PG16
|
1-12-00
|
12-1-01
|
propertyOwner
NoProp
|
AlmProp
|
Sewa
|
NoPem
|
NmPem
|
PG4
|
Mtr1
|
350
|
CO40
|
Tina
|
PG16
|
Mtr2
|
450
|
CO93
|
Toni
|
PG36
|
Mtr3
|
400
|
CO93
|
Toni
|
PG4
|
Mtr1
|
350
|
CO40
|
Tina
|
PG16
|
Mtr2
|
450
|
CO93
|
Toni
|
PG36
|
Mtr3
|
400
|
CO93
|
Toni
|
3. Bentuk normal ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan memenuhi/berada dalam bentuk normal ketiga jika dan
hanya jika :
§ Berada dalam bentuk normal kedua
§ Setiap
atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci utama
(primary key)


BAB
IX
IMPLEMENTASI
DATABASE
Di dalam
pengoperasiannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.
Entry dan Update
Langkah
pertama pengoperasian database adalah mengentry dan menyimpan data. Bila ada
kesalahan atau perubahan dari data tersebut data yang telah tersimpan dapat
diperbaiki.
2.
Backup dan Recovery
Backup
adalah pekerjaan menduplikasikan record-record database.
Recovery
adalah proses untuk memperbaiki kembali database dari kerusakan yang dialami.
Kerusakan ini umumnya kerusakan fisik pada penyimpanan sekunder.
3.
Reorganization
Proses
pembersihan record-record tidak aktif.
4.
Restructuring
Kebutuhan
perubahan pada lingkungan yang dinamis, misalnya :
-
Penambahan / penghapusan suatu data elemen,
perubahan ukuran data elemen.
-
Perubahan metode akses
5.
Performance Monitoring dan Tuning
-
Evaluasi secara periodic terhadap unjuk kerja
system database
-
Kekurangan ini hendaknya diperbaiki dan
dilaraskan (Tuning)
6.
Security
Sekuriti
data adalah pengontrolan pengaksesan data dalam database terhadap orang-orang
yang tidak berwenang, sehingga mencegah :
-
Penyingkapan rahasia data
-
Perubahan data
-
Perusakan/penghapusan data
SQL
Between : menyatakan antara
Mis.
Where harga between 10000 and 20000
Order by field_1,
field_2 asc/desc : menyatakan pengurutan data secara ascending/descending
Mis. Order by nama asc
(bisa tanpa pernyataan Where)
In : menampilkan informasi
lebih dari satu
Mis. Where
nama_barang in (‘meja’,’kursi’) (dapat untuk character / numeric)
Group
by : pengelompokkan berdasarkan
fielnya. Pemakaian group by tidak dapat digabung dengan pernyataan where.
Mis. Group by field
Having : berfungsi sebagai kondisi
(seperti where)
Mis. Group by
nama_barang
Having count(*)=2
Like : menampilkan informasi
berdasarkan nama depan pada isi suatu filed
Mis. where
nama like 'm*'
Aggregate Functions.
-
SUM()
-
AVG()
-
MAX()
-
MIN()
-
COUNT(*)
Relational Operators
=
|
Equal
|
<>
|
Not Equal
|
<
|
Less Than
|
>
|
Greater Than
|
<=
|
Less Than or Equal
To
|
>=
|
Greater Than or
Equal To
|
Logical Operations
-
AND - NOT dan - OR
BAB X
Langkah-langkah
Pengembangan Sistem Basis Data
Proyek pengembangan sistem basis data
bukan hanya sekedar menyusun file-file yang
diperlukan untuk disimpan sebagai basis data, tetapi
juga termasuk di dalamnya mengatur bagaimana agar basis
data tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh pemakai untuk memenuhi kebutuhan datanya. Jadi
proyek pengembangan sistem basis data meliputi pengembangan file basis data,
perangkat lunak (software), perangkat
keras (hardware),
dan menyiapkan personal-personal yang akan terlibat
dalam penggunaan sistem basis data agar dapat memanfaatkannya
dangan baik dan benar.
Adapun
tahapan-tahapan utama dalam proyek pengembangan
sistem basis data terdiri dari empat tahap yaitu :
1. spesifikasi kebutuhan
2. evaluasi alternatif
3. desain
4. implementasi.
Keempat
tahapan utama tersebut akan dibahas secara lebih
terinci dalam uraian-uraian selanjutnya. Tahapan-tahapan utama dalam suatu
proyek pengembangan sistem basis data ditunjukkan
pada Gambar 1.
Tahap pertama proyek pengembangan
sistem basis data adalah menentukan spesifikasi kebutuhan pemakai. Proses yang
terjadi meliputi definisi masalah, studi kelayakan penggunaan komputer
sebagai dasar pemecahan masalah dan memberikan
definisi secara rinci terhadap spesifikasi kebutuhan pemakai. Jadi inti dari tahapan spesifikasi kebutuhan adalah menentukan
keinginan pemakai tentang apa yang akan dan harus dilakukan oleh sistem yang akan dikembangkan.
|
GAMBAR 1: Tahapan-tahapan utama proyek pengembangan sistem basis data.
Pada tahap kedua,
alternatif-alternatif pemecahan kebutuhan pemakai ditentukan, satu per
satu dievaluasi dan sekaligus diseleksi
untuk menemukan alternatif pemecahan yang terbaik.
Setelah
solusi alternatif dievaluasi, proyek dilanjutkan dangan tahap desain.
Dalam tahap ini ditentukan spesifikasi-spesifikasi perangkat keras yang
diperlukan dan kemudian dilakukan
pengorderan, program-program didesain (atau diorder dari vendor), serta merancang dan mengembangkan
struktur basis data. Prosedur-prosedur
untuk operasi dan personal pemakai juga
didesain. Tahapan ketiga ini diakhiri dangan mendefinisikan struktur
organisasi pemakai dan fungsi-fungsi kerja sehubungan dengan keperluan pegembangan sistem baru.
Setelah desain dilakukan dangan
dengan lengkap, proyek dilanjutkan dengan tahapan implementasi. Tahapan ini
meliputi install dan pengetesan perangkat keras, koding dan tes
unit-unit program (atau menginstalnya jika dipesan dari
vendor), mendokumentasikan prosedur, dan
melatih personal. Pada akhirnya, jika semua sudah siap, maka sistem yang
baru dikembangkan
tersebut diujicobakan secara menyeluruh, dan aktivitas-aktivitas pemakai dan operasi-operasi dokonversi ke sistem yang baru.
Hal yang cukup penting dalam proyek
pengembangan sistem basis data adalah bahwa dalam personal-personal yang tergabung dalam tim
pengembangan tersebut harus terbebas dari solusi masalah yang bias. Masing-masing harus mengerti akan tugasnya secara jelas. Oleh karenanya diperlukan suatu
sistem yang terbaik yang dijumpai
dalam tahapan evaluasi alternatif sesuai dengan kebutuhan pemakai yang telah didefinisikan pada tahap awal proyek pengembangan sistem basis data.
Masing-masing tahapan utama dalam proyek pengembangan sistem basis data
tersebut masih dapat dijabarkan ke dalam beberapa tahap yang lebih rinci dan secara berturut-turut akan
dibahas dalam uraian berikut ini.
1. Tahap Spesifikasi Kebutuhan
Tahap Spesifikasi Kebutuhan terdiri
dari beberapa tahap rincian seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Tahap
spesifikasi kebutuhan biasanya hanya
memerlukan tim yang kecil, waktu yang relatif pendek, dan biaya yang tidak terlalu
besar. Namun demikian bila kesalahan
terjadi pada tahapan ini akan mengakibatkan kesalahan total pada seluruh usaha
dalam proyek pengembangan sistem basis data. Hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam tahap ini adalah perlunya
komunikasi yang jelas antara pihak
developer dan pemakai.
Akhir tahapan
ini akan menghasilkan spesifikasi yang rinci
tentang kebutuhan pemakai yang telah disetujui oleh pihak pemakai. Spesifikasi-spesifikasi
ini merupakan dasar bagi seluruh
tahapan proses pengembangan sistem basis data.
|
GAMBAR 2:Dua fase dalam tahap spesifikasi kebutuhan pada
proyek pengembangan sistem basis data.
proyek pengembangan sistem basis data.
2. Tahap Evaluasi Alternatif
Tahapan
evaluasi alternatif adalah untuk menentukan suatu cara pendekatan secara umum
yang terbaik, untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Dalam tahapan ini semua alternatif diidentifikasi dan diuji, kemudian salah satu di antaranya ditetapkan sebagai solusi terhadap masalah/kebutuhan pemakai. Jika diperlukan oleh manajemen, suatu analisis biaya manfaat (Cost Benefit Analysis) atau analisis pengembalian modal (Return On Invesment) perlu
dilakukan. Pada akhirnya rencana proyek
dikembangkan sesuai dangan spesifikasi yang ada.
Dokumen-dokumen rencana yang dibuat secara garis besar itu memuat tentang bagian-bagian sistem yang akan dikembangkan sendiri, dikembangkan di luar jika ada), dan bagian mana yang akan diperoleh dari penjual (vendor). Secara rinci tahapan evaluasi alternatif terdiri dari beberapa fase rincian seperti terlihat pada Gambar 3.
|
GAMBAR 3 :Dua fase dalam tahap evaluasi alternatif pada
proyek pengembangan sistem basis data.
proyek pengembangan sistem basis data.
3. Tahap Desain
Dalam
tahap desain sistem basis data terdapat dua hal pokok
yang harus diselesaikan, yaitu mendefinisikan struktur logik
basis data dan mendesain program aplikasi. Yang termasuk
dalam bagian pokok pertama adalah mengembangkan struktur
logik dari basis data. Struktur logik yang telah didefinisikan itu kemudian ditransformasikan ke dalam format fisik yang sesuai dangan DBMS yang digunakan. Unit-unit program aplikasi didesain secara bersamaan dangan pengembangan struktur desain logik basis data. Pada saat desain basis data dan program aplikasi telah lengkap, spesifikasi-spesifikasi akhir kemudian ditetapkan. Pada beberapa bagian di mana perangkat keras perlu diubah, perangkat keras tersebut diorder pada tahap ini (atau
bahkan lebih awal lagi jika spesifikasi-spesifikasi spesifik yang diperlukan
telah mencukupi), sehingga pada saat memasuki
tahap implementasi, perangkat itu telah tersedia. Dalam tahap pengembangan prosedur, yang perlu mendapat perhatian serius adalah fasititas untuk
keamanan dan pengendalian basis data. Suatu rencana yang seksama dikembangkan
untuk meyakinkan bahwa hanya pemakai tertentu yang berhak saja yang dapat
mengakses data pada saat yang dikuasakan.
|
GAMBAR4 :Fase-fase dalam tahap desain pada
proyek pengembangan sistem basis data.
proyek pengembangan sistem basis data.
Permasalahan
ini dapat pula diatasi dengan memanfaatkan suatu rutin yang dipanggil dan
digunakan dalam sistem operasi atau
DBMS.
Prosedur
back up dan recovery data yang
diperlukan juga didesain. Pada akhirnya fungsi-fungsi administrator basis data (Data Base Administrator atau DBA) ditetapkan. Kantor untuk DBA
diorganisasikan, job description ditulis, dan
kualifikasi-kualifikasi personal DBA yang
diperlukan untuk waktu-waktu mendatang didefinisikan
pula. Beberapa fase dalam tahapan desain secara
terpisah ditunjukkan pada Gambar 4.
4. Tahap Implementasi
Selama tahapan ini perangkat keras
diinstall dan dites, program dikoding dan dites, data dikonversi,
prosedur-prosedur didokumentasikan dan pemakai
dilatih. Pengetesan secara paralel dangan sistem yang lama akan melengkapi
tahapan ini. Beberapa aspek unik terjadi pada sistem basis data selama
tahapan ini. Yang pertama, sebelum data dapat dikonversi,
desain basis data harus dikoding dangan menggunakan bahasa pemrograman dan fasilitas-fasilitas lain yang diperoleh dari vendor DBMS. Pada saat struktur basis data dikompile, dilakukan suatu
pengetesan terhadap basis data dan dikonversikan. Hal ini dilakukan untuk
mengetes akurasi deskripsi basis data. Prosedur untuk pemakai dan
personal operasi didokumentasikan selama
dalam tahapan ini. Pemakai perlu mengetahui bagaimana menyempurnakan fungsi kerja dangan menggunakan sistem
yang baru. Personal operasi juga harus tahu
bagaimana prosedur-prosedur yang
harus dilakukan untuk menggunakan, menampilkan
kembali data, dan operasi-operasi lain, yang pada kenyataannya justru lebih
kompleks dari pada sistem pemrosesan
suatu file. Konsekuensinya, diperlukan dokumentasi prosedur yang cukup baik
dan jelas.
|
GAMBAR 5 :Fase-fase dalam tahap implementasi pada
proyek pengembangan sistem basis data.
proyek pengembangan sistem basis data.
Setelah prosedur-prosedur selesai
didokumentasikan, pemakai dan
personal-personal operasi perlu dilatih. Akhir dari fase
implementasi adalah pengetesan secara paralel antara sistem yang lama dangan sistem yang baru. Secara teoritis, hasil dari sistem yang lama dibandingkan dangan hasil dari sistem yang baru. Namun pada kenyataannya, melakukan hal seperti itu ternyata sangat sulit, memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang banyak.
Karenanya, pengetesan seperti ini hanya dimaksudkan
sebagai antisipasi saja, dan tujuan dari pengetesan
secara paralel tersebut dapat dikompromikan. Fase-fase dalam
tahap implementasi di atas ditunjukan oleh Gambar 5.
C.
Beberapa Alat Bantu dan Metode dalam Pengembangan Sistem Basis Data
Agar usaha pengembangan sistem basis
data dapat berhasil dangan baik, maka diperlukan
beberapa alat bantu dan metode. Yang dimaksud
dangan alat bantu di sini bukanlah berwujud
benda-benda fisik, namun berupa suatu teknik yang dapat
digunakan untuk mempermudah atau mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan proyek tersebut.
Pada tahap awal proyek diperlukan
suatu statemen yang dapat meyakinkan manajemen organisasi bahwa proyek pengembangan sistem basis data tersebut layak untuk dilakukan. Studi kelayakan (feasibility study) perlu dilakukan
untuk kepentingan ini, dan dapat dilakukan setelah mengetahui
spesifikasi kebutuhannya. Dalam laporan hasil studi
kelayakan tersebut juga dicantumkan beberapa analisis penting, yang
meliputi:
1. Analisis Ekonomi. Proyek
pengembangan sistem basis data perlu
dianalisis tentang kelayakannya dari segi ekonomi. Hal ini penting karena manajemen akan menolak jika
proyek tersebut tidak akan menghasilkan
keuntungan secara ekonomi, sekalipun
keuntungan tersebut baru akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu yang agak lama. Analisis ekonomi mempunyai tingkat kerumitan yang
tinggi / besar. Perhitungan secara kuantitatif relatif sangat sulit untuk dilakukan, karena berhubungan dangan berbagai
faktor lain yang sulit untuk
dipisahkan akibat-akibatnya, apalagi
jika akibat-akibat tersebut lebih bernilai sosial yang berhubungan dangan mutu hidup manusia. Karenanya
analisis ekonomi lebih bersifat
sebagai nilai perkiraan, yang mungkin
untuk dicapai sebagai akibat nyata dari penerapan sistem baru. Kecuali, jika proyek tersebut
merupakan permintaan dari manajemen pada organisasi pemakai, yang tidak terlalu mempermasalahkan biaya pengembangan,
karena untuk melaksanakan perintah
atau kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga akhirnya analisis ekonomi dapat hanya dianggap sebagai pelengkap saja. Namun demikian
tidak ada satu alasanpun yang dapat mengabaikan perlunya analisis ekonomi dalam proyek pengembangan sistem
basis data, sehingga proyek mempunyai kelayakan secara ekonomi.
2. Analisis Hukum. Proyek pengembangan sistem basis data juga
perlu dianalisis kelayakannya dari segi hukum. Peralatan
atau perlengkapan yang diperlukan ataupun aturan atau
prosedur yang digunakan dalam sistem yang baru terkadang
mempunyai keterkaitan yang erat dangan masalah hukum. Mungkin sistem yang baru memerlukan peralatan yang harus didatangkan dari luau negeri, atau peralatan khusus, atau aturan-aturan yang menyangkut kepentingan umum, sehingga perlu dinyatakan bahwa pengembangan sistem basis data tersebut layak dari segi hukum (law feasibility).
3. Analisis Teknik. Analisis teknik berguna untuk menjelaskan ketersediaan berbagai komponen teknis yang diperlukan selama proyek pengembangan sistem basis data dilaksanakan dan pada
saat sistem baru diimplementasikan. Hasil analisis ini juga diperlukan untuk menentukan
apakah peralatan-peralatan teknis itu perlu didatangkan dari luar negeri, atau dibeli dari perusahaan lain di dalam
negeri, atau menyewa dari perusahaan
lain, atau cukup memanfaatkan yang
telah ada. Hasil analisis teknis akan memberikan statemen tentang kelayakan proyek pengembangan sistem basis data ditinjau dari segi teknis (technical feasi
bility).
4. Analisis Operasional. Analisis operasional dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa sistem yang baru adalah layak dioperasikan
pada kondisi lingkungan organisasi yang ada saat ini,
atau perlu usaha-usaha lain untuk mengubah desain sistem
atau kondisi lingkungan organisasi, sehingga sistem basis
data yang baru menjadi layak dioperasikan (operational feasibility).
5. Analisis Jadwal. Analisis jadwal adalah
analisis untuk menjelaskan kelayakan jadwal
pelaksanaan proyek. Ini berarti bahwa desain sistem
harus dapat dioperasikan dalam batasan-batasan waktu yang tersedia atau yang ditentukan. Jika
tidak, maka desain sistem atau batasan waktu yang tersedia harus diubah.
Hasil
analisis-analisis di atas memberikan statemen penting
kepada manajemen pada organisasi pemakai bahwa proyek pengembangan sistem basis data tersebut layak atau
tidak untuk dilakukan (feasible) dalam semua aspek.
mas,,boleh kirimkan modul sistem basis data yang ini k email saya,,mas..soalnya yg ini gak ada kelihatan gambarnya..makasih,,y mas..
BalasHapusthanks gan :)
BalasHapusberguna banget buat tugas ane
Thanks...bermanfaat
BalasHapus