Senin, 17 Oktober 2011

PMPDS DALAM CERITA. BY JECKY GILA'

PMPDS
DALAM CERITA
 
                Persatuan mahasiswa dan pelajar desa sapit merupakan organisasi yang bergerak dibidang kemasyarakatan, yang memiliki visi dan misi jauh kedepan untuk membangun masyarakat yang adil secara hukum, sejahtera secara ekonomi dan partisipan secara budaya dan sosial. Berawal dari ketidak tahuan serta keawaman mengenai organisasi terlahirlah suatu ide yang begitu brilian untuk saling bahu-membahu membentuk suatu wadah yang bisa dijadikan media untuk belajar dan bereksfresi. Dari satu menjadi dua, begitu seterusnya hingga menjadi banyak, dengan kesadaran dan terus memotivasi diri dengan satu tujuan kedepan dengan harapan mampu memberikan sepercik tindakan nyata yang nantinya meberikan perubahan kearah  yang positif bagi desa.
 
                Dari diskusi di kosnya jun dan ngumpul bareng dengan alasan saling mendekat satu sama lain, lahirlah keakraban yang begitu mahal dan tak ternila, memang benar pepatah mengatakan “mata adalah sumber dari segalanya”, berawal dari saling pandang timbul rasa ingin mendekati dan memahaminya lebih jauh satu sama lain. Tak disangka dan tak diduga, semangat patriotisme lahir dari jiwa-jiwa yang haus akan kebersamaan. Semangat adalah satu  istilah yang terucap dari batur-batur yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya organisasi, batur-batur yang lain mulai berpikir bagaimana cara menyatukan jiwa-jiwa yang terpisah serta belum menemukan jati diri masing-masing.
 
                Suatu ketika kabar itu menyebar entah darimana asalnya, terbang bersama semelirnya angin malam dan terdengar oleh telinga batur-batur dan membakar semangat mereka, kabar itu berbunyi:  “segera akan diadakan kemah bersama semua mahasiswa maupun pelajar desa sapit yang ada di mataram dalam rangka keakraban”, ceria bercampur dengan kebahagian membalut hati batur-batur sapit, “aranta ndeknawah ngadaang acara singene-ngene ya ampok na pada taget laguk sneng”, ucapan ini terlontar begitu saja dari bibir kawan-kawan yang memang menginginkan acara itu.
                Pantai Melasa kecamatan batu layar tempat dimana acara yang mebangkitkan dan membakar  semangat batur-batur sapit direalisasikan, semua berkumpul walaupun datang terlambat namun tak sedikit pun menciutkan semangat mereka, tak seorang pun yang tertinggal artinya semua batur sapit datang guna menghadiri acara kemah tersebut. Canda dan tawa membalut hati mereka, semangat gotongroyong yang sudah tertanam dihati batur-batur sapit, terlihat dari bagaimana antusias batur-batur ketika membangun tenda untuk berteduh dikala malam sudah menyapa bumi.
 
                Sang malam pun tiba  artinya, puncak acara akan segera dilaksanakan, sebelum melanjutkan acara satu momen yang takkan pernah terlupakan, diner bersama itulah momen dimana semua yang hadir disitu merasakan nikmat kebersamaan yang takkan pernah terlupakan oleh mereka. Semelir angin pantai menyentuh kulit, dinginnya pun terasa menusuk sampai kepori-pori, batur-batur mulai membentuk bundaran kecil, segera akan dilaksanakan puncak acara penentuan kesepakatan bersama siapa yang akan menjadi ketua perdana dari organisasi yang akan dibentuk. Fatih, johan, dan roni ini nama-nama kandidat yang akan bertarung merebutkan tahta tertinggi dari organisasi itu. Satu nama yang sudah familiar ditelinga batur-batur, Fatih dan Roni inilah nama yang naik memegang tahta tertinggi untuk yang pertama sebagai ketua dan wakil ketua, sorak sorai menemani lahirnya jiwa baru yang akan menuntun batur-batur untuk mewujudkan visi misi membangun desa kearah yang lebih baik.
Sayup-sayup lagu menemani malam yang semakin larut, menunggu mata masing-masing mengantuk, satu persatu mata batur-batur tertutup untuk istirahat sejenak menunggu pagi datang, sang raja siang muncul dari peraduannya dengan gagah menyinari bumi. Pagi itu nenar-benar membuat gembira yang cowok main bola walaupun sedikit agak ngawur, yang cewek mulai memamerkan aksinya cipret sana cipret sini bahasa mereka sih foto-foto, semua tempat yang mereka anggap indah tak luput dari sergapan mereka untuk dijadikan lokasi foto-foto. Puas dengan kegiatan masing-masing, matahari sudah condong keatas artinya siang sudah datang, satu persatu membenahi barang-barang mereka, pulang bersama ini lah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana ketika itu, ada yang pergi kesana pergi kesitu karna memang batur-batur tidak tinggal disatu tempat memiliki kost masing-masing yang tentunya berada ditempat yang berbeda-beda.
 
Setiap minggu terus mengadakan diskusi, mulai dari pembenukan nama untuk organisasi, PMPDS nama ini muncul dari kesepakatan batur-batur sebagai nama untuk organisasi yang mereka bentuk. Hari terus berjalan, seiring dengan itu diskusi tetap dilaksanakan dipimpin oleh ketua dan wakilnya, anggota nama ini sebagai sebutan bagi batur-batur yang ikut berteduh di PMPDS. Antusias batur-batur untuk hadir mengikuti diskusi terlihat dari banyaknya yang datang setiap ada diskusi. Dengan terus diadakannya diskusi artinya keakraban mulai terbentuk dengan kuat, anggota yang cowok datang kekost yang cewek dengan alasan untuk menunjukkan rasa kepedulian terhadap sesama anggota. Cerita baru lahir didalam tubuh PMPDS, sedikit dari angota saling menaruh hati antara lawan jenis, artinya mereka saling jatuh cinta satu sam lain sama-sama memberikan ikatan janji untuk terus saling menjaga dan terus bersama. Banyak warna terlihat didalam PMPDS dengan adanya yang saling mengasihi, ”dibalik warna banyak cerita” ungkapan seperti inilah yang pantas diucapkan dalam tubuh PMPDS.
Acara segera  dilaksanakan menyambut hari proklamasi 17 agustus 45 di rumah sebagai bentuk tindakan yang harus dilakukan oleh anggota dengan PMPDS”, tak sedikit dari anggota yang menyambutnya dengan semangat yang tinggi meperlihatkan jiwa militansi batur-batur terhadap PMPDS. Satu tindakan nyata yang perdana dilakukan oleh PMPDS beserta anggotanya dengan melakukan kegiatan dan perlombaan guna menyambut 17 agustu hari lahirnya sang pertiwi. Berbagai acara di adakan mulai dari catur, put sal anak-anak, tenis meja dan takrow, dari sekian acara yang di adakan hanya satu yang berjalan lancar yaitu put sal anak-anak, walaupun demikian “tetap semangat” itulh kata yang selalu terucap dari batur-batur. Sehabis acara penyambutan 17 agustus 45 satu persatu anggota PMPDS mulai lelah, berbagai cara yang di lakukan untuk meningkatkan semangat mereka, ketua dan wakilnya serta devisi-devisi terus mengadakan diskusi walau yang menghadirinya sedikit dari jumlah mereka yang setengah dari jumlah anggota. “Tetap semangat serta selalu berada di garis garda perjuangan”, kata-kata ini sebagai motivasi bagi anggota yang masih setia dengan PMPDS. Satu cara pun ditemukan denga menggunakan metode awal mengumpulkan anggota, kemah diadakan di Labuan Haji Lotim sekaligus bersosialisasi dengan mahasiswa dan pelajar desa Sapit yang menuntut ilmu di Lotim.
Lagi-lagi semangat militansi batur-batur mulai terkikis, dari agenda diskusi yang sudah disepakati mulai terbengkalai dan angota yang menghadirinya seper empat dari jumlah anggota PMPDS yang ada. Bosan, mungkin kata inilah yang tepat untuk menggambarkan pada anggota PMPDS, benar, pepatah mengatakan “jiwa ini lupa pada dirinya, pada penciptanya, tak jarang diri yang penuh dosa ini terkatuk-katuk karna penyesalan, hati pikiran selalu merasa diri paling benar padahal itu semua kesalahan yang tak disadari”, semakin menjauh dan menjauh tak jarang dari anggota mulai saling mengkritisi selalu merasa paling benar padahal itu kesalahan yang tak di sadari oleh mereka, keadaan seperti ini selalu terjadi dan terjadi. Usaha terus dilakukan oleh mereka-mereka yang masih setia di garis garda perjuangan, terus menghidupi agenda-agenda yang terbengkalai sebelumnya, namun usaha itu hasilnya masih minim belum maksimal sesuai dengan harapan. Tak pernah bosan dan pantang menyerah inilah kata yang pantas diucapkan bagi batur-batur yang masih setia dengan PMPDS sampai sekarang, alhamdulillah sekarang agenda pmpds yang sempat membuat dia hampir digubarkan sedikit demi sedikit mulai hidup kembali. Terima kasih buat batur-batur yang terus setia tanpa lelah menghidupi PMPDS di kerasnya hidup dan cobaan dewasa ini.
 
Ttd
Jecky Gila’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar